JAKARTA – Perekonomian Indonesia tetap cemerlang di masa Pandemi Covid-19. Indonesia membukukan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia terakhir berada pada level 53,2. Angka tersebut menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Mengacu IHS Markit, PMI Manufaktur Indonesia mencapai level terbaik dengan 53,2 pada Maret 2021. Naik 2,3 point dari bulan sebelumnya. Sebab, sepanjang Februari 2021, PMI berada pada posisi 50,9. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ada perbaikan bisnis signifikan.

“Bisnis di tanah air mengalami perbaikan yang signifikan setelah PMI berada pada angka 53,2. Kondisi ini tentu akan terus berlangsung, apalagi perekonomian Indonesia secara umum terus tumbuh positif,” kata Airlangga.

Untuk mengakselerasi pertumbuhan perekonomian, pemerintah juga sudah menggulirkan banyak program. Apalagi, pemerintah terus menggenjot belanja masyarakat. Pemerintah menyadari, belanja masyarakat menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) 57,7%. Untuk itu, beragam stimulus pun diberikan.

Mendorong belanja dengan stimulus, pemerintah memberikan relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk sektor properti. Sebelumnya kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil.

Namun, PPnBM hanya berlaku bagi mobil baru dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 705. Rentang realisasi pengaplikasiannya untuk mobil bermesin 1.500 cc dan 2.500 cc. Airlangga menambahkan, beragam program dan stimilus yang diberikan memberikan impact positif bagi perekonomian.

“Pemulihan ekonomi semakin terakselerasi sejak awal 2021 dengan mengacu indeks PMI. Momentum ini harus dijaga. Belanja masyarakat terus didorong untuk memunculkan multiplier effect. Pemerintah juga terus mendorong program vaksinasi Covid-19,” tegas Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.(***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here